Nilai waktu
uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan. Pemahaman nilai waktu uang
sangat penting dalam studi manajemen keuangan. Banyak keputusan dan teknik
dalam manajemen keuangan yang memerlukan pemahaman nilai waktu uang. Biaya
modal, analisis keputusan investasi (penganggaran modal), analisis alternatif
dana, penilaian surat berharga, merupakan contoh-contoh teknik dan analisis
yang memerlukan pemahaman konsep nilai waktu uang.
Manajer
keuangan juga perlu memahami konsep nilai waktu uang yang diperlukan
dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan
pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang
akan dipilih.
A. Konsep
Nilai Waktu Uang (Time Value of Money)
Pada umumnya
orang akan mengatakan lebih senang menerima Rp100.000,00 sekarang dari pada
Rp100.000,00 satu tahun yang akan datang dan lebih senang membayar satu
tahun yang akan datang Rp100.000,00 dari pada membayar Rp100.000,00 sekarang.
Setiap
individu berpendapat bahwa nilai uang saat ini lebih berharga daripada nanti. Sejumlah
uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun, kalau kita
memperhatikan nilai waktu uang, maka nilainya akan lebih rendah pada akhir
tahun depan. Jika kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang, maka uang
yang akan kita terima pada akhir tahun depan adalah sama nilainya yang kita
miliki sekarang.
Contoh 1 :
Jika tidak
memperhatikan nilai waktu uang, uang sekarang Rp500.000,00 nilainya akan sama
dengan Rp500.000,00 pada akhir tahun.
Contoh 2 :
Uang
sekarang Rp500.000,00 nilainya lebih tinggi daripada Rp500.000,00 pada akhir
tahun depan, hal ini disebabkan :
- Uang Rp500.000,00 yang kita memiliki sekarang dapat disimpan di Bank dengan mendapatkan bunga misal 10% per tahun, sehingga uang tersebut akan menjadi Rp550.000
- Jadi uang sekarang Rp500.000,00 nilainya sama dengan Rp550.000,00 pada akhir tahun.
Konsep nilai
waktu uang (time value of money) dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu :
·
Nilai yang
akan datang (future value)
·
Nilai
sekarang (present value)
B. Nilai
Yang Akan Datang (Future Value)
Nilai yang
akan datang (future value) adalah nilai uang diwaktu akan datang dari sejumlah
uang saat ini atau serangkaian pembayaran yang dievaluasi pada tingkat bunga
yang berlaku.
Apabila
kita memiliki uang sebanyak Rp10.000.000,00 dan disimpan di bank dengan
bunga 15% setahun, maka pada akhir tahun uang kita akan menjadi :
F1 =
10.000.000 x (1+0,15)
= 11.500.000,00
Apabila uang
tersebut diambil pada dua tahun lagi maka uang tersebut menjadi :
F2 =
10.000.000 x (1+0,15)
= 13.225.000,00
Demikian
seterusnya, sehingga dari perhitungan tersebut bisa kita rumuskan sebagai
berikut :
FVn = Po ( 1
+ i ) n
Dimana:
FVn =
future value tahun ke-n
Po =
pinjaman atau tabungan pokok
i = tingkat
suku bunga/ keuntungan disyaratkan
n = jangka
waktu
Bila
pembayaran bunga lebih dari sekali dalam setahun (m) maka nilai yang akan
datang bisa kita rumuskan sebagai berikut :
FVn = PVo (1
+ [i/m] )m.n
Contoh
1:
Uang
Rp10.000.000,00 kita simpan selama satu tahun dengan pembayaran bunga 4 kali
setahun, maka nilai uang pada setahun lagi sebesar :
F1 =
10.000.000 x (1+0,15/4)4.1
= 11.586.504
Sedangkan
bila uang tersebut disimpan selama 3 tahun dengan pembayaran bunga 2 kali
setahun, maka jumlah uang yang akan kita terima 3 tahun lagi sebesar:
F3 =
10.000.000 x (1+0,15/2)2.3
= 15.433.015
Contoh 2:
Apabila uang
sebanyak Rp 10.000.000 dan disimpan di bank dengan bunga 10% setahun, maka
perhitungan bunga secara terinci dari tahun ketahun sebagai berikut :
C. Nilai
Sekarang (Present Value)
Nilai
sekarang (Present Value) adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang atau
satu seri pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat
bunga tertentu. Suatu investasi dapat diterima hanya jika investasi itu
menghasilkan paling tidak sama dengan tingkat hasil investasi di pasar yaitu
lebih besar dari pada tingkat bunga deposito (tingkat hasil tanpa resiko).
Misalnya tingkat hasil pasar 20%, hal itu lazim disebut dengan tingkat
diskonto artinya alat untuk mengitung nilai tunai dari suatu hasil investasi di
masa mendatang. Oleh karena itu penerimaan-penerimaan harus dijadikan nilai
sekarang untuk dibandingkan dengan nilai investasinya.
Jika kita
akan menerima uang sejumlah Rp12.000.000,00 satu tahun yang akan datang dengan
bunga 20% per tahun, maka nilai sekarang ( P0 ) dari penerimaan
tersebut adalah :
FV = Nilai
masa mendatang
P0
= Nilai saat ini
i
= tingkat suku bunga yang berlaku
n
= jangka waktu
P0
= 12.000.000/(1+0,2)
= 10.000.000
Dari rumus present
value, nilai (1/1+i)n disebut sebagai discount factor. Mencari nilai
sekarang dengan memanfaatkan table discount factor adalah sebagi berikut:
Apabila
penerimaan dari suatu proyek setiap tahunnya sama maka present value
dapat dihitung menggunakan Discount factor annuity yaitu
menggabungkan discount factor selama masa penerimaan.
Contoh :
Proyek
Investasi A selama tiga tahun memperoleh penerimaan bersih Rp1.000.000,00
per tahun. Apabila return yang diharapkan 18%, maka nilai sekarang dari
penerimaan selama 3 tahun tersebut adalah :
P0
= 1.000.000 [{(1/(1+0.18)1+1/(1+0.18)2+1/(1+0.18)3}]
Atau
P0
= 1.000.000(2,174)
= 2.174.273
D. Net
Present Value
Suatu
rencana investasi memerlukan pertimbangan yang cermat. Untuk menilai layak
tidaknya suatu rencana investasi, maka kita perlu menghitung apakah dana yang
diinvestasikan dapat ditutupi oleh hasil penerimaan bersih yang telah
di-present value-kan, atau tidak. Selisih antara nilai investasi
sekarang dengan penerimaan bersih yang dipresent valuekan disebut sebagai
Net Present Value (NPV). Suatu rencana investasi akan diterima jika NPV > 0,
sebab nilai sekarang dari penerimaan total bersih lebih besar daripada nilai
sekarang dari nilai investasi.
Contoh :
Suatu proyek
investasi memerlukan dana investasi sebesar Rp275.000.000,00 dan diharapkan
mempunyai usia 5 tahun dengan penerimaan bersih sebagai berikut :
Dari
perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pada discounting factor 12% NPV
sebesar 16.330 dan pada discounting factor 16% NPV sebesar negatif
20.170. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada discounting factor 12% proyek
investasi tersebut dapat diterima, hal ini disebabkan NPV proyek tersebut
memiliki nilai positif.
E. Internal
Rate Of Return (IRR)
Internal
rate of return (IRR) adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada
saat NPV sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR sebesar 13%, maka
tingkat pengembalian investasi adalah 13%. Keputusan menerima atau menolak
rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat
pengembalian investasi yang diinginkan (r). Jika r yang diinginkan adalah 16%,
sementara IRR hanya 13%, maka rencana investasi ditolak, dan begitu juga
sebaliknya.
IRR dapat
dicari dengan cara mencoba-coba menggunakan discounting factor sedemikian
rupa sehingga mendapatkan NPV = 0. Namun, hal ini cukup sulit untuk dilakukan.
IRR dapat dicari dengan lebih mudah jika kita mengetahui 2 perhitungan NPV
dengan hasil positif dan NPV dengan hasil negatif. Setelah itu kita bisa
menggunakan rumus iterpolasi sebagai berikut :
SUMBER
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/PRODI._MANAJ._PEMASARAN_WISATA/RINI_ANDARI/Manajemen_Keuangan/modul_manajmen_keuangan/Bab_3_NILAI_WAKTU_UANG.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar